Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Senin, 24 Oktober 2016

“JODOH”, Tak Akan Tertukar


"JODOH, Tak Akan Tertukar


Sumber : Majalah “Hadila” Edisi 63,
Diterbitkan oleh : Yayasan SOLO PEDULI UMMAT

“Oh ibu, usiaku sudah lanjut, namun belum datang seorang pemuda pun meminangku. Apakah aku akan menjadi perawan seumur hidup?”. Kira-kira begitulah keluhan seorang gadis Mekah yang berasal dari Bani Ma’zhum yang kaya raya. Mendengar keluhan si anak, ibunya lantas kalang kabut untuk mencarikan jodoh buat puterinya. Berbagai ahli nujum dan dukun ditemuinya. Ia tidak perduli berapa banyak uang yang harus dikeluarkan, yang penting anaknya segera dapat jodoh.

Namun, sayang usaha si ibu sia-sia. Janji-janji sang dukun cuma bualan belaka. Sekian lama menunggu jejaka,tetapi yang ditunggu tidak pernah kunjung tiba. Melihat keadaan itu, gadis Bani Ma’zhum yang bernama Rithah al-Hamqa menjadi semakin bermuram durja. Tidak ada kerjaan lain yang diperbuat, kecuali berdiri di depan cermin sambil terus bertanya, “Mengapa sampai hari ini tidak kunjung datang seseorang yang akan menikahiku?”

Akhirnya… penantian panjang Rithah yang telah lanjut usia pun berakhir. Ia bertemu jejaka tampan, lalu mereka menikah. Tetapi, kesediaan jejaka tampan namun miskin tersebut menikahi Rithah ternyata hanyalah menginginkan kekayaan Rithah yang melimpah. Ketika si jejaka telah berhasil menggunakan sebagian harta Rithah, dia pun pergi tanpa pesan.
Dan kini tinggallah Rithah seorang diri, menangisi kepergian suami yang entah dimana. Kesedihan dan kemurungannya pun dilampiaskannya dengan membeli beratus-ratus gulung benang untuk ditenun. Setelah jadi hasil tenunannya, wanita itu mengurai kembali menjadi benang. Lalu ia tenun lagi dan ia urai lagi terus secara berulang-ulang hingga di sisa-sisa hidupnya.
                                                            ***
Kisah Rithah al-Hamqa, gadis Bani Ma’zhum tersebut memang mengharukan. Di ujung penantiannya yang panjang tentang jodoh- akhirnya, setelah mendapatkan jodoh–, ternyata seiring dengan berjalannya waktu harus berakhir dengan kenistapaan. Sungguh ironi. Sampai-sampai kisah tersebut diabadikan dalam Al Qur’an Surat An Nahl ayat 92, “Dan janganlah kamu seperti perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi bercerai-berai kembali…”

Bertolak dari kisah Rithah al-Hamqa inilah kita akan mengurai lebih dalam persoalan jodoh. Dan kisah Rithah ini mengajarkan kita banyak hal. Diantaranya, bahwa jodoh mutlak urusan Allah Swt. Jodoh tidak dapat dihindari kehadirannya manakala kita belum menginginkannya. Atau sebaliknya. Jodoh juga tidak dapat dikejar,manakala kita sudah sangat ingin memilikinya. Bila saatnya tiba, pasti akan datang.

Demikianlah jodoh. Keberdayaannya tetap menjadi rahasia Allah Swt semata dan tetap tertulis jauh sebelum kita hadir di muka bumi ini. Rasulullah Saw telah bersabda : “Ketika ditiupkan ruh pada anak manusia tatkala ia masih di dalam perut ibunya sudah ditetapkan ajalnya, rezekinya, jodohnya dan celaka atau bahagianya di akhirat”. Jika demikian, tak bijak rasanya jika kita terlalu larut dalam kekhawatiran, merisaukan sesuatu yang masih rahasia dan tak seorang pun ada yang tahu. Dan segala sesuatu yang telah menjadi ketetapan Allah Swt, maka tidak ada satu pun makhluk yang mampu merubahnya. Termasuk soal jodoh. Ia tidak akan pernah tertukar atau diambil orang lain.

Kisah Rithah al-Hamqa juga mengajarkan kita bagaimana menumbuhkan kesabaran diri dalam menggapai cita-cita. Kesabaran yang diwujudkan dalam seluruh sikap dan pengharapan hanya kepada Allah Swt. Bukan kepada yang lain. Karena hanya kepada Allah Swt-lah semua dalam kuasa-Nya. Adalah sebuah kesalahan besar bila kita menyandarkan segala urusan kepada selain Allah Swt. Karena semua akan berbatas. Dan cara-cara yang dilakukan ibu Rithah al-Hamqa mendatangi ahli nujum dan dukun untuk mengupayakan kedatangan jodoh bagi anaknya, adalah kekeliruan. Malah sebuah kesyirikan besar. “Jarak” kita dengan Allah Swt begitu dekat, maka kenapa kita tidak memohon kepada-Nya? “Dan apabila hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka jawablah Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang-orang yang berdoa kepada-Ku…” (QS. Al Baqoroh:186).

Bukan hanya itu, langkah keliru Rithah al-Hamqa dan ibunya tersebut menjadi simbol ketidaksabaran manusia atas keinginan diri. Sebuah kekeliruan yang pada akhirnya justru mengantarkannya ke jurang kerisauan sekaligus kesalahan yang lebih dalam. Bukankah Allah Swt telah berfirman dalam Al Qur’an Surah Al Baqarah ayat 45, “Dan jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya yang demikian itu amat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Rabbnya, dan mereka akan kembali pada-Nya.”

Pernyataan dari Allah Swt melalui Surat Al Baqarah ayat 45 dan 186 tersebut menjadi indikasi betapa “kedekatan” kita dengan Allah Swt yang diwujudkan dalam bentuk ketakwaan dan kelurusan hati serta sikap seperti yang Rasulullah Saw contohkan melalui risalahnya, akan menjamin terkabulkannya pengharapan kita. Setidaknya, akan menjauhkan diri kita dari segala bentuk praktik kehidupan yang menyalahi aturan Allah Swt. Kemurnian akidah terjaga dan kelurusan niat untuk menikah pun tak akan goyah.

Dan Allah Swt tidak akan mungkin mengingkari janji. Dalam sebuah hadits riwayat Abu Dawud, Tarmidzi, dan Ibnu Majah, Rasulullah Saw bersabda tentang masalah doa, “SesungguhnyaAllah malu terhadap seseorang yang menadahkan tangannya berdoa meminta kebaikan kepada-Nya, kemudian menolaknya dalam keadaan hampa.” Maka, sudah jelas jika dengan intensnya “komunikasi” vertikal kita kepada Allah Swt akan berbuah pada dikabulkannya doa atau pengharapan kita.

Kisah gadis Bani Ma’zhum juga memberikan nasihat, bahwa jodoh merupakan amanah Allah Swt. Dan akan diembankan pada kita pada masa yang tepat. Nah, barangkali jika saat ini kita belum mendapatkan jodoh,lantaran oleh Allah Swt kita belum dinilai sanggup dan mampu mengemban amanah itu. Jika demikian, bersangka baik (husnudzon) kepada-Nya adalah sikap yang terbaik. “Boleh jadi kamu mencintai sesuatu padahal sesuatu itu amat buruk bagimu, dan boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu. Kamu tidak mengetahui sedangkan Allah Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah:216).

Jodoh dan Kedewasaan Diri
Kisah Rithah al-Hamqa bisa menjadi cermin betapa jodoh itu serasa ringan diucap, tapi rumit dalam realita. Pun demikian, sebenarnya semua lebih bergantung pada tingkat kedewasaan kita. Dalam kata lain, ada korelasi antara jodoh dengan tingkat kedewasaan atau kematangan jiwa kita. Hal itu akan dapat dirasakan pada saat kita berada di titik tersulit dalam proses menemukan jodoh. Salah satunya bisa kita simak dari kisah Rithah al-Hamqa.

Sebenarnya, kisah berliku seperti yang dilakoni Rithah al-Hamqa pada satu sisi bisa dimaklumi. Pasalnya, wanita mana yang tidak ingin menikah, lantas membina rumah tangga? Terlebih disaat usia kian merambat tua. Namun, di sisi lain kadangkala ketergesa-gesaan manusia justru membuka lebar jalan menuju kesesatan. Seperti langkah-langkah irasional yang ditunjukkan ibu Rithah al-Hamqa dengan mendatangkan para ahli nujum atau dukun.

Atas rumitnya persoalan jodoh bisa jadi lantaran kurang serius dan kesungguhan kita dalam menjemput jodoh itu sendiri. Yang ada hanya mengeluh dan menuntut kemurahan Allah Swt agar segera dipertemukan dengan jodohnya. Nah, pada saat titik tertentu ketika sang jodoh belum juga kunjung hadir, lahirlah kekecewaan, keterputusasaan dan kerisauan yang mendalam, sehingga dari sanalah kosakata rumit itu muncul. Maka, hampir bisa dipastikan bahwa kerumitan kita dalam memaknai kata jodoh justru bermula dari diri kita sendiri. Bukan dari siapa pun. Pengharapan yang terlalu tinggi,namun minus kesungguhan dalam berikhtiar. Atau malah nihil.

Dibalik fenomena “telat nikah” -masih bertolak dari kisah Rithah al-Hamqa– sebenarnya ada bukti-bukti kasih sayang Allah Swt yang bisa dilihat dan dirasakan. Boleh jadi telatnya pernikahan atau sering gagalnya proses ta’aruf, lantaran kadar kedewasaan kita belum cukup untuk menghadapi belantara rumah tangga yang akan dibangun bersama pasangan hidup. Dan Allah Swt Maha Tahu apa-apa yang ada di dir hamba-Nya. Yakinlah, bahwa tanpa harus dikeluhkesahkan jika memang sudah masanya tiba, maka jodoh itu pasti datang. (Tentu saja setelah menyempurnakan ikhtiar, baik secara vertikal maupun horizontal).

Kedewasaan disini termasuk juga dalam memaknai kehadiran jodoh itu sendiri. Memang, pilihan pertama kita berharap cepat mendapatkan jodoh. Namun, jangan lupakan pula ada pilihan kedua. Yakni, lambat mendapatkan jodoh, tapi suatu ketika pasti mendapatkannya di dunia. Atau pilihan ketiga, dimana kita akan mendapatkan jodoh pada saat di akhirat kelak. Apapun pilihan jodoh yang ditentukan Allah Swt, maka hal itu adalah hal yang terbaik untuk kita.

Dari sinilah kita mengambil hikmah betapa kekhawatiran dan kerisauan bahwa jodoh kita akan tertukar atau diambil orang adalah bukti tipisnya keyakinan kita pada Allah Swt Yang Maha Pengatur, sehingga hal itu berpengaruh pada sikap mental dan kerdilnya pola fikir kita. Dan diakui atau tidak, kenyataan ini masih menjadi bagian dari diri kita. Khususnya, yang sampai saat ini masih dalam masa menunggu kedatangan jodohnya.

Menjemput Jodoh
Sekali lagi, jodoh itu layaknya rezeki dan kematian. Telah tertulis dan tetap akan menjadi misteri yang akan selalu menjadi kuasa Allah Swt. Dalam kesadaran tertinggi dan batas bening jiwa, tentu kita selaku manusia hanya mampu menyadari betapa kita tak cukup kuasa untuk menjangkau itu semua. Kecuali, sekadar melakukan optimalisasi serangkaian ikhtiar. Dan di berikut ini ada beberapa upaya yang dapat dilakukan unutk menjemput jodoh :

Pertama, memperbaiki diri. Jika kita ingin mendapatkan jodoh yang sholih/sholihah, maka kita harus menjadi orang yang sholih/sholihah juga. Sebagaimana firman-Nya, “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)…” (QS. An Nuur : 26). Perbaikan disini berarti secara lahiriah/jasadiyah dan batiniah. Ada sebagian orang mendambakan jodoh yang sholih/sholihah, tapi ia sendiri justru tidak atau kurang sholihah/sholih.

Kedua, tidak putus asa dalam berdoa. Doa yang baik untuk mendapatkan jodoh adalah seperti yang terdapat dalam Surat Al-Furqon ayat 74 : “Ya Robb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. Dan berdoalah menurut apa yang diajarkan Allah Swt dan Rasul-Nya kepada kita, niscaya doa kita akan lebih terkabul.

Ketiga, meningkatkan kualitas ibadah wajib dan memperbanyak ibadah sunnah. Agar jodoh kita semakin cepat datang, kita wajib “mendekati” Allah Swt lebih ekstra. Caranya, dengan meningkatkan kualitas ibadah wajib dan menambah ibadah-ibadah sunnah. Seperti, sholat Tahajjud dan Dhuha, Shaum, Tilawah Al Qur’an, Infak, dan lain-lain.

Keempat, memiliki kriteria yang tidak muluk. Boleh jadi jodoh sulit datang lantaran kriteria jodoh yang terlalu muluk. Selalu menjadikan keunggulan fisik dan materi sebagai standar tertinggi. Namun, hal itu justru yang akan mempersulit diri sendiri. Itulah sebabnya Rasulullah Saw menganjurkan untuk memilih kualitas agama sebagai standar utama dalam mencari jodoh. Tentu hal ini memungkinkan jodoh kita orang miskin, tidak berpangkat, bukan keturunan orang baik, akan tetapi memiliki agama/akhlak yang baik.
Seperti, kisah Juwaibar. Meski secara fisik kurang mendukung, namun dia salah satu sahabat yang dicintai Rasulullah Saw, karena ketakwaannya pada Allah Swt. Terbukti, Juwaibar telah menikah dengan Zulfa, putri dari Ziyad bin Labid yang sholihah, cantik jelita dan dari keluarga kaya. Kehidupan keduanya pun diliputi kebahagiaan.

Kelima, memperluas pergaulan. Ini bagian dari upaya horizontal untuk mendapatkan jodoh. Dengan pergaulan yang luas kita juga lebih banyak mendapatkan pilihan. Membuka diri jika selama ini masih terkungkung oleh pribadi yang tertutup. Ingat, tak jarang jodoh itu datang bukan dari perkenalan langsung, tapi dari kenalan teman kita. 

Keenam, meminta tolong orang lain atau menyatakan hasrat secara langsung. Meminta tolong orang lain yang reputasinya baik. Atau biasa disebut guru mengaji, murobbi, teman, orang tua, saudara, dan yang lain.
Atau jika memiliki sebuah keberanian, bisa dilakukan sendiri. Hal ini juga berlaku bagi para wanita/akhowat. Sekalipun cara ini masih terbilang asing dalam budaya Indonesia, namun cara ini sebenarnyaIslami. Karena pernah dilakukan Khadijah ra kepada Nabi Muhammad Saw. Pada masa itu, Khadijah ra yang lebih dahulu menyatakan hasratnya kepada Nabi melalui perantaranya.

Jadi, untuk meraih keberkahan dalam ikhtiar menjemput jodoh, kita harus yakin pada Allah Swt, bahwa jodoh kita telah tertulis sebagaimana rezeki dan kematian kita dan pasti tak akan pernah tertukar atau diambil orang lain. Tak perlu khawatir. Ia pasti akan menemukan jalan untuk menjumpai kita. Ia tak akan datang terlalu cepat hingga kita harus terburu-buru, tapi juga tak akan terlalu lama hingga kita lelah menunggu. Wallahu’alam.


Kamis, 03 Maret 2016

50 Alasan kenapa Kamu Harus Mulai Berbisnis




Banyak orang yang masih pikir – pikir sampai akhirnya tidak jadi untuk menjalankan niatan membuka bisnis. Bagi orang awam termasuk saya bisnis memang tidak semudah dan secepat itu menghasilkan untung. Tapi keinginan untuk memiliki kebebasan finansial dan juga keleluasaan mengatur waktu menjadi salah satu pendorong bagi seseorang. Dalam seminar – seminar bisnis memang tidak selalu diajarkan bagaimana membuat rencana bisnis yang rumit. Karena bagi mereka yang sudah ahli dalam dunia bisnis, langkah atau actionlah yang menjadi landasan utamanya.
Jika memang masih ragu meninggalkan pekerjaan yang saat ini dimiliki tapi masih ingin sekali mendirikan bisnis, coba saja menjadikan bisnis sebagai sampingan. Apapun bisnisnya lakukan dan segera ambil tindakan. Dan itu jugalah yang sedang saya lakukan. Mencoba hal baru dan mulai merasakan apa yang orang lain katakan. Dan berikut ini 50 alasan kenapa kita harus mulai berani mendirikan bisnis:
1. Fleksibilitas
Tentu saja, apalagi yang benar – benar fokus dan tekun menjalankan bisnis. Waktu yang fleksibel akan dengan mudah dimiliki. Karena kita bekerja untuk diri kita sendiri, pada jam kerja sendiri dan dengan target yang kita tetapkan sendiri.
2. Waktu luang yang lebih banyak
Dan pada akhirnya mereka yang memilih untuk benar – benar terjun ke dunia bisnis akan merasakan waktu luang yang sangatlah banyak. Kita bisa meluangkan banyak waktu untuk keluarga, teman dan orang yang kita kasihi. Tapi dengan catatan, bahwa bisnis yang kita dirikan sudah mulai stabil dan terlebih memiliki karyawan yang mengurus segala kebutuhan bisnis kita pada bidangnya masing – masing. Tapi jangan berharap memiliki waktu luang lebih banyak sampai kita sampai pada titik ini.
3. Melangkah dengan aturan sendiri
Ini sangat berlaku bagi kita yang memang sulit menerima aturan atau sulit diatur orang lain. Cobalah untuk membuka bisnis dan mengatur diri sendiri. Akan lebih menyenangkan atau justru lebih merepotkan, hanya kita yang akan tahu.
4. Waktu mulai dan berakhir kerja, hanya kita yang tahu

Di saat orang lain bekerja dengan waktu yang sudah ditentukan, seperti dimulai jam 9 pagi dan berakhir jam 5 sore, jika kamu berbisnis kamu akan memiliki waktu mulai dan akhir kerja yang bisa kamu atur sendiri. Tidak ada lagi menit – menit terakhir yang memaksa kita untuk bergegas kecuali diri kita sendiri yang menginginkannya.
5. Menjual dengan cara yang kita
Kita memiliki kebebasan untuk menjual apa yang ingin kita jual. Dengan cara apa kita menjual dan kepada siapa kita harus menjual. Online? Offline? Membuka toko? Itu semua terserah kita.
6. Kita buat lingkungan kita sendiri
Karena bisnis itu kita yang dirikan, kita bisa mengatur bagaimana organisasi bisnis kita terbentuk. Siapa ketua, wakil, sekretaris, bendahara dan siapa yang bertugas untuk mempromosikan bisnis kita. Formal atau tidak organisasi kita, kita sendiri juga yang menentukan.
7. Menciptakan semangat diri sendiri
Karena bisnis itu milik kita, kita berhak untuk melakukan apa yang kita inginkan dan membuat kita bahagia. Tapi tentu saja dengan tidak merugikan siapapun, termasuk diri sendiri dan pelanggan.
8. Membuat semuanya dari awal
Kalau kita bekerja di sebuah bisnis atau perusahaan besar, tentu akan sulit mengenali dan menghafal orang di dalamnya, terlebih organisasi yang ada di dalamnya. Tapi jika bisnis itu milik kita sendiri, akan sangat mudah untuk membuatnya dari awal dan memperhatikan tumbuh kembang organisasi dari awal sampai akhir.
9. Menemukan banyak hal baru
Termasuk orang baru di luar sana. Memiliki dan menjalankan bisnis akan membuat dan memaksa kita untuk mau bertemu dan berkumpul dengan banyak orang. Bukan hanya pelanggan, tapi juga sesama pebisnis. Jaringan inilah yang harus kita miliki dan memang sangat dibutuhkan. Tanpa mereka, kita akan sulit berkembang.
10. Membangun sebuah tim
Kita yang memiliki bisnis, maka kita yang memutuskan dengan siapa kita akan bekerja. Menyewa siapa dan membawa siapa ke perusahaan kita.
11. Menciptakan lapangan kerja baru
Mendirikan bisnis bukan hanya memperbaiki finansial kita sendiri, tapi kita juga akan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Kita membuka kesempatan banyak orang untuk bekerja dan membantu mereka mengatasi masalah finansial yang sedang dihadapi.
12. Kita dengan mudah membantu orang
Dengan produk atau jasa yang kita hasilkan, tentu akan sangat berpengaruh bagi masyarakat sekitar. Gunakan produk dan jasa untuk membantu dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
13. Menjadi seorang ahli di usia belia
Siapa yang tidak percaya, anak muda bisa menjadi seorang pebisnis dan bahkan konsultan bisnis di usianya yang masih belia. Sudah banyak contohnya, karena saat kita mendirikan bisnis, kita yang belajar dan menciptakan pengalaman kita sendiri.
14. Berinvestasi dalam diri sendiri
Berbisnis tidak jauh dari resiko. Dan resiko yang kita ambil tentu akan membuat kita belajar dan memberikan pengalaman. Itulah investasi yang paling berharga bagi kita.
15. Menciptakan lebih banyak pundi – pundi rupiah, bahkan dolar
Bisnis memang identik dengan uang, atau bisa jadi bisnis untuk uang. Dan jika tidak puas dengan gaji pada pekerjaan saat ini, cobalah untuk mendirikan sebuah bisnis. Ini akan membantu kita mendapatkan lebih banyak uang.
16. Memerdekakan keuangan pribadi
Bisa dibilang begitu, karena tidak ada orang yang mengatur berapa gaji kita setiap bulan. Kitalah yang mengatur dan tahu itu sendiri. Semua tergantung usaha yang kita keluarkan.
17. Tahu apa kebutuhan dan kewajiban para pengusaha di luar sana
Contohnya membayar pajak untuk bidang usaha dan penghasilan karyawan.
18. Mendapat tantangan baru setiap hari
Jelas ini terjadi, karena hampir setiap hari kita bertemu, melakukan dan memutuskan banyak hal baru untuk bisnis kita.
19. Mengenal dan menciptakan budaya baru
Saat kita mendirikan bisnis, kita akan menemukan perspektif dan pendekatan akan hal – hal yang benar – benar baru.
20. Menemukan bidang baru
Karena usaha mengembangkan bisnis tidak berhenti saat kita mendapatkan keuntungan atau sudah mencapai target. Semua akan lebih digali untuk mendapatkan cara dan bahkan bidang baru di dalam industri kita.
21. Membuat aset pribadi
Saat kita bekerja dengan orang lain, kita tidak tahu apa itu aset dan apa pentingnya untuk kita. Tapi saat kita mendirikan bisnis itu sendiri, kita akan mulai merasakan manfaat dari pentingnya memiliki aset dalam bisnis.
22. Berhubungan langsung dengan klien
Inilah yang jarang terjadi ketika kita bekerja di perusahaan besar. Kecuali memang bidang kita berhubungan langsung dengan mereka, seperti sales. Tapi saat berbisnis, kita akan tahu siapa klien kita dan apa yang mereka inginkan dari bisnis kita.
23. Mendelegasikan beberapa tugas
Karena tidak semua yang kita miliki harus kita selesaikan sendiri. Mendelegasikan pekerjaan kepada orang yang tepat akan lebih membantu kita.
24. Kita bisa berhenti bekerja kapan saja
Saat berbisnis adalah saat dimana kita menikmati waktu bekerja kita sendiri. Kita bisa bekerja kapanpun dan berhenti kapanpun.
25. Kita memiliki kemampuan untuk memberi
Saat kita berbisnis, akan ada banyak waktu dan uang yang bisa kita berikan untuk berbagai tujuan mulia.
26. Terlibat di dalam kegiatan masyarakat
Waktu yang fleksibel, membuat kita bisa berkumpul dan meluangkan lebih banyak waktu dengan masyarakat sekitar.
27. Meningkatkan industri kita
Karena bekerja untuk diri sendiri, lebih mudah untuk menciptakan ide – ide **** dan mendelegasikannya.
28. Bertemu dengan banyak mentor
Orang baru yang akan kita temui salah satunya adalah mentor atau guru yang akan mengajarkan dan membimbing kita dalam menjalankan bisnis.
29. Menjadi seorang mentor
Bahkan hal ini juga bisa terjadi. Ketika kita memiliki banyak pengalaman dan ilmu, tidak segan orang akan berguru dan bertanya banyak hal kepada kita.
30. Mempelajari keterampilan baru
Bekerja tidak putus dari inovasi dan ide, dan ketika kita bekerja untuk diri sendiri atau berbisnis, kita akan mudah untuk menemukan dan mempelajari keterampilan baru.
31. Menghadiri kelas seminar
Salah satu upaya kita untuk memperbaiki skill atau keahlian adalah dengan datang dan mendengarkan mentor di acara – acara seminar. Akan ada banyak waktu yang kita miliki untuk hadir ke acara – acara ini.
32. Bahkan kita bisa memiliki kantor impian
Kantor impian bukan hanya lagi mimpi. Karena jika kita tidak bisa menciptakan di kantor dimana tempat kita bekerja saat ini, dan disitulah saat dimana kita bisa menciptakan kantor kita sendiri.
33. Bekerja dimana dan dari mana saja
Rumah, kantor, cafe, taman atau bahkan mall adalah tempat kita bekerja. Lebih fleksibel dan tidak membosankan bukan?
34. Kita punya banyak pilihan dan bebas memilih
Bisnis bukan hal yang mutlak, itu yang saya pelajari. Karena banyak dari pebisnis sukses yang tidak hanya memiliki bidang usaha 1 selama hidupnya. Kita bebas dan berhak memutuskan ingin berbisnis apa saja.
35. Memiliki banyak pengalaman wirausaha
Menjadi seorang pengusaha membuat kita lebih profesional di hampir semua bidang. Karena kita bukan hanya menjadi seorang pemimpin, tapi juga anak buah.
36. Kita mulai bisa membuat pengakuan
Menjadi pegawai atau karyawan terkadang membuat kita tidak diakui di lingkungan. Tapi ketika kita memiliki bisnis kita sendiri, kita akan mendapatkan pengakuan, mulai dari nama dan membangun reputasi di masyarakat.
37. Mendapatkan apa yang kita inginkan dengan lebih cepat
Ini tergantung usaha dan kerja keras kita. Semakin kita semangat dan konsisten bekerja, apa yang kita inginkan bisa didapatkan dengan cepat.
38. Membangun merek pribadi
Ini jelas, saat kita berbisnis kita membutuhkan nama bisnis atau perusahaan kita sendiri. Tujuannya untuk membranding merek kita dan bahkan mempatenkannya di masyarakat.
39. Menjadi lebih kreatif
Bukan hanya karena terpaksa menjadi kreatif, tapi kita akan dengan mudah menciptakan peluang dan solusi untuk masalah kita sendiri.
40. Menjadi inspirator
Haha ini bukan hal yang mustahil ketika kita bekerja dengan sungguh – sungguh. Karena bisa jadi yang awalnya mencari inspirasi dari orang lain, kini bisa menjadi inspirasi bagi orang lain pula.
41. Menghemat biaya transport
Yang ini pilihan memang, karena dengan berbisnis terutama dari rumah sendiri, kita akan lebih menghemat biaya transport dan bisa mendelegasikannya untuk kebutuhan yang lain.
42. Memiliki stabilitas lebih dalam bekerja
Hey ini bisnis kamu dan kamu tidak perlu khawatir akan diberhentikan atau dipecat. big_smile
43. Dapatkan kebanggaan dan kepuasan
Bukan hanya finansial kamu yang akan terpenuhi, tapi rasa bangga dan puas bisa menciptakan bisnis, menciptakan lapangan pekerjaan dan membantu orang lain adalah hal yang paling penting.
44. Menggapai mimpi dengan jalan sendiri
Kalau kamu pernah bermimpi menjadi orang yang sukses, inilah kesempatan yang bisa kamu ambil.
45. Belajarlah untuk menjemput dan berteman dengan apa itu “GAGAL”
Bahkan jika kita gagal, kita akan mudah untuk bangkit dengan ide dan keterampilan baru. Dan tentu saja dengan lebih banyak pengalaman yang tidak pernah didapat sebelumnya.
46. Menciptakan kisah yang besar
Ini akan menjadi cerita yang menyenangkan untuk dibagikan kepada teman, keluarga bahkan anak dan cucu kita nanti. Semua cerita tentang kesuksesan dan kegagalan yang pernah kita dapatkan.
47. Memberikan peninggalan yang sangat berharga
Memulai dan tekun berbisnis dari sekarang, membuat kita bisa meneruskannya kepada anak dan cucu kita nanti.
48. Mengubah dunia
Siapa bilang orang sukses yang berpengaruh dalam perkembangan ekonomi dunia dimulai dari orang sukses. Mereka adalah anak muda yang tidak takut akan gagal dan penuh rasa penasaran untuk mencoba. Termasuk kamu bisa menjadi seperti itu.
49. Mudah mendapatkan sumber daya yang berlimpah
Karena dunia saat ini didominasi oleh internet, akan mudah bagikita untuk menemukan dan menciptakan sumber daya baru bagi masyarakat.
50. Tidak ada yang mampu menghentikan langkah kita untuk berusaha
Termasuk resiko, karena memang mencoba hal baru akan sangat dekat dengan resiko. Dan itu penting bagi kita. Adanya resiko tidak akan memaksa kita untuk menyerah dan justru menjadikan kita orang yang kuat.
Nah, manalagi hal yang membuat kamu takut untuk melangkah dan menciptakan dunia kamu sendiri? Menjadi pengusaha memang tidak mudah, tapi akan sangat sulit jika hanya diimpikan dan tidak sedikitpun dicoba. smile


Sumber : Media Bisnis Online

Jumat, 04 Juli 2014

Tentang Jodoh

TENTANG JODOH

Kalau dia benar mencintaimu, dia takkan mengkhianatimu.
Kalau dia benar menyayangimu, dia rela berpisah demi kebaikanmu.
Kalau dia benar setia padamu, ia takkan menduakanmu.

Karena masalah jodoh, bukan masalah seberapa tampan atau cantik dirinya.
Bukan seberapa kaya dan terkenal dirinya,
Atau seberapa dekat kau dengannya.

Tapi jodoh adalah masalah kecocokan jiwa.
Dan kesiapan untuk hidup bersama dalam suka dan duka.
Menerima kelebihannya, juga memaklumi kekurangannya.

Bukan titik yang menciptakan tinta. Tapi tintalah yang menyebabkan titik. Bukan cinta yang membuat jadi cantik, tapi karena cintalah ia terlihat cantik.

Moga, yang sedang dalam penantian diberikan keistiqomahan dan sikap positif. Sehingga jika tiba saatnya, moga Allah berikan dia yang akan setia menjadi pendamping hidupmu. Aamiin


Inspirasi Buku "Jangan Jatuh CInta! Tapi Bangun Cinta"

Rabu, 11 Juni 2014

Aku Mencintaimu karena ALLAH



Aku Mencintaimu karena ALLAH

♥♥♥
Yaa Allah…
Saat aku menyukai seseorang…
Ingatkanlah aku bahwa akan ada sebuah akhir…
Sehingga aku tetap bersama Yang Tak Pernah Berakhir
♥♥♥
Yaa Allah…
Ketika aku merindukan seseorang…
Rindukanlah aku pada sosok yang rindu Cinta Sejati-Mu
Agar kerinduanku terhadap-Mu semakin menjadi
♥♥♥
Yaa Allah…
Jika aku mencintai seseorang..
Cintakanlah aku dengan orang yang mencintai-Mu
Agar bertambah kuat cintaku pada-Mu
♥♥♥
Yaa Allah…
Ketika aku sedang jatuh cinta…
Jagalah cinta itu..
Agar tidak melebihi cintaku pada-Mu
♥♥♥
Yaa Allah…
Ketika aku harus berucap “I Love You…. Ana Uhibbuka…. Saya cinta padamu…”
Biarlah kukatakan pada yang hatinya tertaut padaMu
Agar aku tak jatuh dalam cinta yang bukan karena-Mu
♥♥♥
Mencintai seseorang bukanlah apa-apa…
Dicintai seseorang adalah sesuatu…
Dicintai seseorang yang kau cintai sangatlah berarti…
tetapi…
Dicintai oleh Sang Pencipta adalah SEGALANYA…

AKHIR SEBUAH CERITA



AKHIR SEBUAH CERITA



Bagai tersambar petir disiang bolong, bagai terhujam sembilu hati ini saat membaca sebaris kalimat  ditulis seseorang di jejaring sosial. Sama sekali diluar dugaan, aku hanya bisa terdiam sambil mengulang membaca, dan bertanya, benarkah ini ?
Tanpa sadar kau telah menjilat ludahmu sendiri, kau lupa dengan semua celaanmu terhadapnya dan sesuatu yang menurutmu tidak mungkin. Kini kau ungkap sendiri kenyataan yang sebenarnya. Kenyataan yang selama ini kau tutupi dengan berbagai alasan dan jawaban klasik ‘tidak tahu’, setiap kali aku menanyakan kedekatanmu dengannya.
Walau tak menduga sebelumnya bila kau mampu membuat status seperti itu, aku menyikapinya dengan sikap dewasa. Aku tenangkan diri, aku ambil HP dan kukirimkan sebuah pesan singkat ucapan selamat, turut berbahagia dan sedikit do’a kecil.
Sejujurnya aku tak mampu menutupi rasa kecewa dan luka hatiku. Karena aku masih menaruh asa dan cinta padamu. Tapi ketentuanNYA sudah berlaku, aku tidak boleh egois. Bila saat ini kau memilih yang lain aku harus ikhlas. Ini adalah yang terbaik dariNYA untuk kita berdua.
Sejarah telah terukir, kebersamaan kita tak mungkin dipungkiri, cinta sudah terjalin, sayangpun telah mengalir, mengakar dalam lubuk hati.  Semua ini akan kusimpan, disimpan tidak berarti dilupakan tetapi tersimpan sebagai sebuah kenangan. Kenangan untuk menata diri agar bisa lebih baik lagi.
Aku harus berlapang dada menerima kenyataan. Ini adalah jawaban atas pinta dan do’a-do’aku padaNYA. Bagiku kebahagiaanmu dan sang pangeran kecil adalah yang utama. Semoga sang pangeran kecil bisa membuka hati untuk menerima dia. Terimalah dia dengan segenap cinta kasihmu, jangan sakiti hatinya dan jangan pernah mencuranginya. Jangan melihat kekurangannya karena manusia tidak ada yang sempurna.
Dan pada akhirnya dengan sebuah keikhlasan menerima apa yang terjadi, akan membuat kita kembali menatap sesuatu kejadian dengan penuh pesona, terima dengan ikhlas apa yang kita miliki, apa yang terjadi, dan apa yang menimpa kita, maka tidak akan ada lagi sesuatu menjadi sebuah beban dalam hidup ini. Semoga apa yang telah pergi kita mendapatkan pengganti yang  terbaik dari allah SWT. Amiennnnn…..

Minggu, 13 April 2014

UNTUKMU CALON ISTRIKU


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarrakatuh

Bismillaahirrahmaanirrahiim

(¯`*•.¸☆♥"UNTUKMU CALON ISTRIKU...”♥ ¸.•*´¯)


Apa kabar calon istriku? I Hope u well and do take care... Allah selalu bersama kita.

Calon Istriku...

Masihkah menungguku.. .? Hm... menunggu, menanti atau whateverlah yang sejenis dengan itu kata orang membosankan. Benarkah?! Menunggu... hanya sedikit orang yang menganggapnya sebagai hal yang 'istimewa'. Dan bagiku, menunggu adalah hal istimewa. Karena banyak manfaat yang bisa dikerjakan dan yang diperoleh dari menunggu. Membaca, menulis, diskusi ringan, atau hal lain yang bermanfaat.

Menunggu bisa juga dimanfaatkan untuk mengagungkan- Nya, melihat fenomena kehidupan di sekitar tempat menunggu, atau sekadar merenungi kembali hal yang telah terlewati. Eits, bukan berarti melamun sampai angong alias ngayal dengan pikiran kosong. Karena itu justru berbahaya, bisa mengundang makhluk dari 'dunia lain' masuk ke jiwa.

Banyak hal lain yang bisa kau lakukan saat menunggu. Percayalah bahwa tak selamanya sendiri itu perih.

Bahwa di masa penantian, kita sebenarnya bisa lebih produktif. Mumpung waktu kita masih banyak luang. Belum tersita dengan kehidupan rumah tangga. Jadi waktu kita untuk mencerahkan ummat lebih banyak. Karena permasalahan ummat saat ini pun makin banyak.


Calon Istriku...

Percayalah padaku aku pun rindu akan hadirmu. Aku akan datang, tapi mungkin tidak sekarang. Karena jalan ini masih panjang. Banyak hal yang menghadang. Hatiku pun melagu dalam nada angan. Seolah sedetik tiada tersisakan. Resah hati tak mampu kuhindarkan. Tentang sekelebat bayang, tentang sepenggal masa depan. Karang asaku tiada ' kan terkikis dari panjang jalan perjuangan hanya karena sebuah kegelisahan. Lebih baik mempersiapkan diri sebelum mengambil keputusan. Keputusan besar untuk datang kepadamu.

Calon Istriku...
Jangan menangis, jangan bersedih, hapus keraguan di dalam hatimu. Percayalah padaNYA, Yang Maha Pemberi Cinta, bahwa ini hanya likuan hidup yang pasti berakhir. Yakinlah saat itu pasti ' kan tiba.

Tak usah kau risau karena makin memudarnya kecantikanmu. Karena kecantikan hati dan iman yang dicari. Tak usah kau resah karena makin hilangnya aura keindahan luarmu. Karena aura keimananlah yang utama. Itulah auramu yang memancarkan cahaya syurga. Merasuk dan menembus relung jiwa.

Wahai perhiasan terindah...
Hidupmu jangan kau pertaruhkan. Hanya karena kau lelah menunggu. Apalagi hanya demi sebuah pernikahan. Karena pernikahan tak dibangun dalam sesaat, tapi ia bisa hancur dalam sedetik. Seperti Kota Iraq yang dibangun berpuluh tahun, tapi bisa hancur dalam waktu sekian hari.

Jangan pernah merasa, hidup ini tak adil. Kita tak akan pernah bisa mendapatkan semua yang kita inginkan dalam hidup. Pasrahkan inginmu sedalam kalbu pada tahajjud malammu. Bariskan harapmu sepenuh rindumu pada istikharah di shalat malammu. Pulanglah padaNYA, ke dalam pelukanNYA. Jika memang kau tak sempat bertemu diriku, sungguh itu karena dirimu begitu mulia, begitu suci. Dan kau terpilih menjadi ainul mardhiyah di jannahNYA.

Calon Istriku...
Skenario Allah adalah skenario terbaik. Dan itu pula yang telah Ia skenariokan untuk kita. Karena Ia sedang mempersiapkan kita untuk lebih matang merenda hari esok seperti yang kita harapkan nantinya. Untuk membangun kembali peradaban ideal seperti cita kita.

Calon istriku...
Ku tahu kau merinduiku, bersabarlah saat indah ' kan menjelang jua. Saat kita akan disatukan dalam ikatan indah pernikahan. Apa kabarkah kau di sana ? Lelahkah kau menungguku berkelana, lelahkah menungguku kau di sana ? Bisa bertahankah kau di sana , tetap bertahanlah kau di sana . Aku akan segera datang, sambutlah dengan senyum manismu. Bila waktu itu telah tiba, kenakanlah mahkota itu, kenakanlah gaun indah itu. Masih banyak yang harus kucari, 'tuk bahagiakan hidup kita nanti...

Calon istriku...
Malam ini terasa panjang dengan air mata yang mengalir. Hatiku terasa kelu dengan derita yang mendera, kutahan derita malam ini sambil menghitung bintang. Cinta membuat hati terasa terpotong-potong. Jika di sana ada bintang yang menghilang, mataku berpendar mencari bintang yang datang. Bila memang kau pilihkan aku tunggu sampai aku datang.

Ku awali hariku dengan tasbih, tahmid dan shalawat. Dan mendo'akanmu agar kau selalu sehat, bahagia, dan mendapat yang terbaik dari-Nya. Aku tak pernah berharap kau ' kan merindukan keberadaanku yang menyedihkan ini. Hanya dengan rasa rinduku padamu, kupertahankan hidup. Maka hanya dengan mengikuti jejak-jejak hatimu, ada arti kutelusuri hidup ini. Mungkin kau tak pernah sadar betapa mudahnya kau 'tuk dikagumi. Akulah orang yang ' kan selalu mengagumi, mengawasimu, menjagamu dan mencintaimu.

Calon Istriku...
Saat ini ku hanya bisa mengagumimu, hanya bisa merindukanmu. Dan tetaplah berharap, terus berharap. Berharap aku ' kan segera datang. Jangan pernah berhenti berharap. Karena harapan-harapanlah yang membuat kita tetap hidup.


Bila kau jadi istriku kelak, jangan pernah berhenti memilikiku dan mencintaiku hingga ujung waktu. Tunjukkan padaku kau ' kan selalu mencintaiku. Hanya engkau yang aku harap. Telah lama kuharap hadirmu di sini. Meski sulit harus kudapatkan. Jika tidak kudapat di dunia, ' kan kukejar sang ainul mardhiyah yang menanti di syurga.

Ku akui cintaku tak hanya hinggap di satu tempat, aku takut mungkin diriku terlalu liar bagimu. Namun sejujurnya, semua itu hanyalah persinggahan egoku, pelarian perasaanku dan sikapmu telah meluluhkan jiwaku. Waktu pun terus berlalu dan aku kian mengerti apa yang akan ku hadapi dan apa yang harus kucari dalam hidup.

Kurangkai sebuah tulisan sederhana ini untuk dirimu yang selalu bijaksana. Aku goreskan syair sederhana ini, untuk dirimu yang selalu mempesona. Memahamiku dan mencintaiku apa adanya. Semoga Allah kekalkan nikmat ini bagiku. Semoga...

Kau terindah di antara bunga yang pernah aku miliki dahulu
Kau teranggun di antara dewi yang pernah aku temui dahulu
Kau berikan tanda penuh arti yang tak bisa aku mengerti
Kau bentangkan jalan penuh duri yang tak bisa aku lewati
Begitu indah kau tercipta bagi Adam
Begitu anggun kau terlahir sebagai Hawa
Kau terindah yang pernah kukagumi meski tak bisa aku miliki
Kau teranggun yang pernah kutemui meski tak bisa aku miliki

Ya Allah... ringankanlah, kerinduan yang mendera. Kupanjatkan sepotong doa setiap waktu, karena keinginan yang menyeruak di dalam diriku.
Ya Allah... ampuni segala kesilafan hamba yang hina ini ringankan langkah kami. Beri kami kekuatan dan kemampuan tuk melengkapkan setengah dien ini, mengikuti sunnah RasulMu jangan biarkan hati-hati kami terus berkelana tak perpenghujung yang hanya sia-sia dengan waktu dan kesempatan yang telah Engkau berikan.

Wassalamu'alaikum.

Jumat, 11 Oktober 2013

MUNGKIN



" M U N G K I N "

Anggaplah aku satu dari seribu.
Jika orang lain mencintaimu dengan mengejarmu, aku hanya bisa tersenyum seraya menunduk kepadamu, bergurau dengan canda tawa di hadapanmu demi menutupi wajahku yang merona merah…menutupi diriku yang sesungguhnya sangat salah tingkah ketika bersamamu.

Anggaplah aku satu dari seribu.
Jika orang lain mencintaimu dengan mengejarmu, aku hanya bisa mengirimkan beberapa sms semangat, yang kemudian kuhentikan karena merasa ada yang tidak benar dengan mengirimkan sms-sms itu…sejujurnya jari-jariku ini terasa gatal tiap kali aku membuka kontak di ponselku dan melihat namamu ada di dalamnya.

Anggaplah aku satu dari seribu 
Jika orang lain mencintaimu dengan mengejarmu, semakin hari aku semakin takut berada di dekatmu, aku menahan diriku agar dapat sejarang mungkin berkomunikasi denganmu…kemudian aku perlahan menjauh, ketika hatiku mulai bergemuruh hanya dengan melihat sosokmu, ketika mataku senantiasa menemukan dirimu, tak peduli ada berapa banyak orang di sekitar kita, tak peduli seberapa jauh jarak antara aku dan kamu.


Anggaplah aku satu dari seribu.
Jika orang lain mencintaimu dengan mengejarmu, aku mulai gelisah…dan aku mulai menceritakan tentangmu kepada Sang Pembolak-balik hati, kutitipkan hati dan harapanku kepadaNya…lalu kusebutkan namamu di tiap do’a dalam sujud-sujudku, dan tak ada satupun do’a yang memohonkan agar aku bisa memilikimu, semua do’aku tiada lain senantiasa dan selalu…agar kamu menemukan kebahagiaan dalam hidupmu. dengan cara itulah aku mencintaimu….